GENDIS: Jurnal Pengabdian Masyarakat

Transformasi Pembelajaran PAUD Melalui Pelatihan Penggunaan AI Sederhana untuk Pembuatan Video Edukasi Anak

2025-05-11T03:50:16+00:00

Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan keterampilan guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dalam memanfaatkan teknologi, khususnya alat AI (Artificial Intelligence) sederhana, untuk membuat video edukasi anak. Pelatihan ini dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada guru PAUD tentang penggunaan aplikasi AI berbasis perangkat lunak yang mudah diakses, yang memungkinkan pembuatan konten video yang menarik dan interaktif untuk mendukung proses pembelajaran anak. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini meliputi sesi teori mengenai dasar-dasar teknologi AI, tutorial praktis tentang pembuatan video edukasi, serta latihan langsung menggunakan perangkat AI yang telah dipilih. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan guru PAUD dalam menggunakan teknologi video edukasi berbasis AI, yang pada gilirannya dapat memperkaya pengalaman belajar anak-anak. Selain itu, pelatihan ini juga membuka wawasan para guru terhadap pentingnya pemanfaatan teknologi dalam pendidikan anak usia dini, yang dapat meningkatkan efektivitas pengajaran di era digital. Diharapkan pelatihan ini dapat berkelanjutan dan mendorong pengembangan konten edukasi yang lebih kreatif dan inovatif bagi anak-anak PAUD di masa depan.

Pendampingan Iringan Tari Manuk Bulak Berbasis Musik Panturaan

2025-11-20T01:21:35+00:00

Program pendampingan iringan Tari Manuk Bulak berbasis musik Panturaan dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan komunitas seni Desa Bulak, Indramayu, yang selama ini mengalami keterbatasan dalam pengembangan iringan tari, pendokumentasian karya, dan regenerasi musisi. Tari Manuk Bulak, sebagai hasil rekonstruksi etnografi, memiliki nilai budaya yang tinggi tetapi belum memiliki ekosistem pertunjukan yang stabil. Program ini menawarkan solusi melalui pendampingan artistik, pelatihan kolaboratif antara musisi dan penari, digitalisasi iringan musik, serta penerapan strategi manajemen seni guna memperkuat kapasitas komunitas. Metode pengabdian dilaksanakan melalui lima tahap: sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi digital, pendampingan dan evaluasi, serta penguatan keberlanjutan. Hasil program menunjukkan peningkatan signifikan dalam stabilitas iringan musikal, penyusunan partitur digital, peningkatan kemampuan kolaborasi musisi–penari, serta meningkatnya eksposur publik melalui dokumentasi digital dan publikasi media. Pembahasan mengungkap bahwa keberhasilan ini tidak hanya membawa perbaikan teknis, tetapi juga membuka kritik tentang transformasi fungsi musik Panturaan, politik regenerasi seni lokal, dan ketergantungan komunitas pada dukungan eksternal. Program ini menegaskan bahwa revitalisasi seni tradisi membutuhkan intervensi sistemik yang memadukan tradisi, inovasi, dan literasi digital. Secara keseluruhan, pendampingan ini memperkuat pendidikan seni berbasis komunitas sekaligus menciptakan fondasi bagi keberlanjutan Tari Manuk Bulak sebagai identitas budaya Indramayu.

Language, Power, and Tourism: Media Representation of FORNAS KORMI as a Branding Strategy for Lombok, West Nusa Tenggara

2025-11-26T03:09:27+00:00

This study examines how online media construct the representation of the National Recreational Sports Festival (FORNAS) organized by KORMI as a strategic instrument for tourism branding in Lombok, West Nusa Tenggara. Using Norman Fairclough’s Critical Discourse Analysis (CDA), the research explores linguistic choices, framing strategies, and discursive practices employed by national and local media in shaping public perceptions of the event. The analysis draws on news articles published between January and August 2025, covering pre-event, implementation, and post-event phases. Findings reveal that media discourse consistently links FORNAS with Lombok’s tourism identity, portraying the event as a celebration of cultural richness, natural beauty, and regional progress. Through selective diction, metaphors, and narrative structures, media outlets emphasize themes of festivity, economic benefit, and destination appeal while marginalizing critical issues such as infrastructure challenges and environmental concerns. The dominance of official voices further reinforces power relations that privilege government and tourism-industry interests. This study concludes that media coverage does not merely inform audiences but actively constructs symbolic meanings that strengthen Lombok’s branding as a leading sport-tourism destination. The findings underscore the strategic role of language, power, and discourse in shaping tourism imaginaries and policy directions.